Sore itu saya sedang melipat pakaian bersih yang sudah menumpuk. Si kecil (usia 5 bulan), saya biarkan merayap di karpet sambil sesekali saya awasi.
Tiba-tiba, saya melihat dia tersedak. Ternyata, dia memakan lapisan karpet yang terkelupas. Saya panik dan langsung mengingat bahwa ketika anak tersedak, badan anak harus dibalik dan punggungnya ditepuk-tepuk. Tapi barang yang membuat si kecil tersedak belum keluar juga. Yang keluar hanya sisa-sisa ASI.
Saya pun segera membuka smartphone. Refleks, jemari ini mengetik salah satu platform pemutar video online. Salah satu pilihan paling cepat mendapatkan informasi dengan contoh saat itu. Saya mencari tips dengan kata kunci : anak tersedak.
Saya mengikuti instruksi yang diberikan, ternyata tingkat kemiringan punggung berpengaruh. Selain itu, cara menepuknya pun ada cara khusus. Saya langsung praktek dan Alhamdulillah, serpihan karpet yang pada awalnya ada di tenggorokan, kini keluar di lidah si kecil. Saya pun dengan mudah mengambilnya.
Saya bersyukur, di saat saya sendiri, ada paket internet cepat yang membantu saya mencari informasi dalam keadaan mendesak. Saya tidak bisa membayangkan, jika saya gaptek, mungkin saya akan segera lari ke tetangga untuk meminta bantuan.
Belajar parenting memang gampang -gampang susah. Apalagi kata Nabi, didiklah anak sesuai zamannya. Tentu kita harus terus update soal informasi -informasi terkini yang menyangkut perkembangan sang buah hati.
Pengertian Parenting
Sebenarnya, banyak pengertian dari parenting Itu sendiri. Secara singkat parenting adalah teknik pengasuhan. Dalam sebuah artikel, ada salah satu pengertian yang cukup mencakup dari makna pengasuhan itu sendiri, yaitu yang diadaptasi dari Encyclopedia of Psychology, APA, yang mana parenting/pengasuhan artinya adalah cara yang dilakukan di seluruh dunia dalam hubungan antara orang tua dan anak, dengan memiliki tiga tujuan utama:
- Memastikan kesehatan dan keselamatan anak-anak
- Mempersiapkan anak-anak untuk hidup sebagai orang dewasa yang produktif
- Menurunkan nilai-nilai budaya/kepercayaan.
Dimana keberhasilannya ditentukan oleh hubungan yang sehat dan berkualitas antara orang tua dan anak.
Nah, 3 poin-poin di atas terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Hal ini menjadi PR bagi orang tua untuk terus belajar.
Sayangnya memang, saat sekolah tidak ada pelajaran menjadi orang tua. Mau tidak mau kita yang harus inisiatif belajar agar tidak menyesal kemudian.
Bukankah kesempatan mengasuh anak hanya satu kali seumur hidup? Apalagi ada masa kecil yang ternyata masa emas (golden age) anak untuk menyerap hal-hal yang baik.
Tentang Parenting
Sebenarnya, ilmu parenting memang begitu kompleks. Sebagai orang tua, secara tidak langsung kita harus belajar ilmu psikologi, ilmu kedokteran, ilmu keuangan, ilmu adil, ilmu agama, dan masih banyak lagi.
Itulah mengapa, menjadi orang tua adalah tentang belajar seumur hidup. Belajar memahami anak, belajar mengarahkan anak, belajar mendidik anak, dll.
Untungnya di era digital ini, mencari informasi begitu mudah dengan paket internet cepat. Tinggal mencari kata kunci yang tepat, kita sudah bisa menemukan artikel-artikel relevan. Sehingga kita tinggal memilah mana yang sesuai dan tidak.
▶ Sumber Informasi Parenting
Sebenarnya, kita bisa belajar dari mana saja mengenai parenting. Dari keluarga terdekat, dari kawan, dari buku, hingga dari para pakarnya. Paling mudah sih sekarang memang melihat akun-akun yang khusus membahas parenting di platform pemutar video dan media sosial lainnya.
▶Cari yang Sesuai
Ada banyak gaya parenting yang bertebaran. Tidak ada yang paling benar atau yang paling salah. Semua harus kita sesuaikan dengan keadaan dan kondisi ibu maupun anak. Yang pasti, tiap daerah maupun suku, agama, maupun kepercayaan, juga memiliki tantangannya masing-masing.
▶Hindari Membandingkan
Tumbuh kembang anak tidaklah bisa sama persis. Biasanya ada rentang usia dalam setiap perkembangan anak. Jika ada yang sudah keluar jalur, barulah mencoba pertolongan ahli. Jangan sampai juga berekspektasi yang sama pada setiap anak. Misalnya anak pertama diajarin satu kali langsung paham, sedangkan anak kedua harus berkali-kali misalnya.
▶ Selalu Belajar
Sepanjang hidup, manusia sebenarnya dalam proses belajar. Bukan berarti selesai sekolah, kita juga berhenti belajar. Justru, menjadi orang tua, perlu bekal belajar lebih banyak. Di era digital ini, belajar apa saja jadi lebih mudah. Mau kursus apa saja ada. Dari gratis hingga berbayar. Tinggal niat dan meluangkan waktu saja. Pastikan punya paket internet cepat sih biar gak setengah-setengah belajarnya. Sekarang soalnya juga lebih banyak kelas-kelas online bukan? Belajar adalah investasi penting lho!
Apalagi saya pernah mendengar bahwa, seorang ibu seharusnya belajar sejak 25 tahun sebelum dia menjadi ibu. Artinya, metode pengasuhan anak kita bisa juga dipengaruhi oleh metode pengasuhan ibu kita dahulu. Jangan sampai kita menurunkan kebiasaan yang tidak baik untuk anak (huhu self reminder sebenarnya 🥲).
5 Pilar Parenting yang Penting
Saya pernah membaca sebuah buku parenting yang menarik perhatian. Buku tersebut saya baca online di aplikasi perpustakaan nasional.
Dengan paket internet cepat, baca buku online memang jadi lebih mudah & hemat. Buku ini berjudul "Enlightening Parenting, 6 Tahun Pertama Periode Penting", ditulis oleh Okina Fitriani, dkk.
Dalam buku tersebut, penulis memaparkan beberapa hal tentang 5 pilar kesuksesan parenting:
▶ Selesaikan Emosi
Ini nih bagian awal sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Ada orang dengan trauma masa kecil pada akhirnya memutuskan childfree.
Ada juga pengalaman luka pengasuhan masa kecil, membuatnya ikut menerapkan atau melampiaskan kepada anak. Tapi banyak juga ibu-ibu yang sudah sadar bahwa rantai luka pengasuhan tidak boleh berlanjut.
Memang sebaiknya, selesaikan dulu semua trauma dan luka yang ada. Kenali dan berdamai dengan inner child, bisa menjadi pembuka jalan yang baik. Jika belum bisa menyelesaikannya sendiri, jangan ragu meminta bantuan ahlinya.
Adapun selama proses membersamai anak, beberapa konten Psikolog Audrey Tsutanto banyak menarik perhatian saya dalam mengelola emosi.
Beliau banyak mencontohkan hal-hal aplikatif yang bisa membantu kita menyelesaikan emosi. Seperti tarik nafas terlebih dahulu, menjauhkan diri, dan memahami bahwa anak sedang belajar seperti halnya kita juga sedang belajar. Salah sesekali tidak apa bukan?
▶ Fokus pada Tujuan
Tiap rumah tangga tentu memiliki tujuan yang berbeda dalam pengasuhan. Nah, ada baiknya bersama pasangan diobrolkan sesering mungkin, jangan sampai tidak kompak sehingga membuat anak bingung dengan keputusan kedua orang tuanya yang plin-plan.
▶ Membangun Kedekatan
Membangun kedekatan atau istilahnya attachment saat ini, adalah hal paling wajib yang orang tua lakukan.
Meski dalam kondisi harus bekerja di luar misalnya, luangkan setidaknya 10 menit untuk ngobrol setiap hari dengan anak secara langsung. Kedekatan yang baik, akan mempermudah pengasuhan dan pemberian instruksi.
▶ Ketajaman Indera
Anak terkadang memiliki bahasa yang berbeda dari orang tua. Bahasa verbal, Bahasa tantrum, dan bahasa lainnya.
Sebagai orang tua, tugas kita menyelami maksud anak. Jika anak sudah bisa diajak ngobrol, tanyakan apa yang membuatnya sedih atau marah misalnya. Terkadang, anak menutup diri dan mengubah sikap jika punya masalah.
▶ Fleksibel dalam Tindakan
Tidak semua metode parenting cocok dengan setiap anak. Oleh karenanya, jika ada yang dirasa tidak tepat, cobalah cari referensi lain. Tapi jangan sampai mengubah tujuan, hanya saja ganti cara menuju tujuan itu.
Sama halnya misalnya di Indonesia ada banyak sekolah. Dengan metode atau kurikulum yang mungkin sedikit berbeda. Jika anak A sekolah di X lebih aktif dari sekolah sebelumnya misalnya, berarti metode di sekolah X lebih cocok (atau bisa juga karena pengaruh lingkungan/teman). Meski semua sekolah tujuannya sama untuk peserta didik, tapi metode yang digunakan terkadang ada perbedaan.
Jadi teringat tetangga dulu yang memiliki anak super aktif & kinestetik. Kalau orang bilang sih gak bisa diam ya. Di sekolah sebelumnya yang mengharuskan duduk rapi jadinya tidak cocok. Anak tersebut akhirnya pindah ke sekolah yang lebih membebaskan anak dalam hal menerima pelajaran. Ya seperti itulah kompleksnya parenting.
Belajar Parenting Sigap dan Cakap dengan Paket Internet Cepat
Sebagai ibu anak 2, saya belum bisa mengatakan kalau metode parenting saya yang terbaik. Tapi, kita bisa belajar tiap hari, seperti halnya anak belajar tiap hari.
Hal yang pasti adalah, anak tidak bertanggungjawab terhadap kebahagiaan orang tua, tapi sebaliknya kitalah yang bertanggung jawab untuk membahagiakan mereka.
Anak salah lantas kita emosi, anak berteriak lalu kita bentak, dll. adalah gambaran sehari-hari yang memang sering kita lihat. Saya pun beberapa kali masih sering terlepas kendali. Tapi jika sudah marah pasti akan menyesal bukan? Maka cepatlah minta maaf kepada anak. Kita menyadari bahwa kita pun masih sulit mengatur emosi, lantas bagaimana kita bisa berharap bahwa anak lebih sempurna dalam mengatur emosi? 😊
Dari psikolog Mba Audrey Tsusanto M.Psi.,. M.Sc., Psi., saya menemukan beberapa tips dalam menghadapi anak sehari-hari:
- Kita tegas, tapi jangan biasakan membentak
- Bangun attachment/kedekatan yang kuat
- Sering cium dan peluk anak
- Membuat jadwal agar anak tidak bingung
- Biasakan memberikan instruksi jelas, jangan hanya melarang apa yang tidak boleh
- Sering memberi afirmasi positif (pujian)
- Jangan berekspektasi tinggi dengan rumah bersih maupun anak selalu nurut
- Jika lelah, mintalah bantuan dan istirahat
- Luangkan waktu main sama anak
- Sering bercanda dengan anak
- Hindari mengancam anak. Seperti "Kalau makannya gak habis, nanti gak boleh main!"
- Tapi bisa gunakan when-then statement. Contoh: "Kalau makannya sudah selesai, nanti kamu bisa main bola lagi".
Sebenarnya ada juga beberapa metode yang menurut saya kurang cocok yang disampaikan oleh Mbak Audrey. Tapi kembali lagi, semua metode tidak bisa dipaksakan. Ambil yang sekiranya cocok ya.
Penutup
Parenting adalah ilmu pengasuhan yang seharusnya dipelajari semua orang tua di dunia. Sayangnya, ilmu parenting ini tidak dipelajari sama sekali di bangku sekolah. Oleh karena itu, kita harus inisiatif mencari tahu.
Saat ini sudah banyak praktisi parenting yang aktif memberikan konten gratis di media sosial. Salah satunya Mbak Audrey Tsusanto. Saya suka dengan tips-tips beliau yang aplikatif untuk sehari-hari.
Sebenarnya masih banyak tips-tips praktikal dari Mbak Audrey lainnya. Mbak Audrey itu sering membuat konten reels. Jadi ada baiknya teman-teman pastikan menggunakan paket internet cepat IndiHome dari Telkom Indonesia.
IndiHome memiliki beragam paket yang membantu Moms lebih sigap berselancar di internet dan semakin menambah ilmu-ilmu parenting. Sssttt, ada diskon juga 50%! Yuk gunakan paket internet cepat, semangat belajar dan jangan lupa me time ya!
Sumber:
https://pusatkemandiriananak.com/definisi-dan-pendapat-para-ahli-tentang-pengasuhan-parenting