MasyaaAllah kali ini mau cerita soal pengalaman waktu ke Bangka Belitung pada tanggal 28 Juni sampai 2 Juli 2021 kemarin. Tapi sebelum itu, saya akan cerita terlebih dahulu bagaimana awalnya bisa sampai ke sana.
Nah, sekitar akhir tahun 2020, lupa tepatnya bulan berapa, saya dichat Mbak Shafira Adlina (Mbak Ina), pemilik blog ceritamamah.com. Beliau adalah salah satu blogger parenting yang membuat saya kagum dengan pengalaman VBAC yang luar biasa. Beliau juga seorang fasilitator ekspor-impor bersama suami jadi sudah biasa keliling-keling kota. Keren ya masyaaAllah .
Ibu beranak 2 ini mengajak saya untuk ikut nanti ke Bangka Belitung dalam rangka kerjasama Indo-Eximpro dengan UPTD Koperasi & UMKM di sana. Nah, topik yang diajarkan bukan lagi soal UMKM, tapi lebih kepada belajar bloggingnya. Wah, deg-degan jujur pas pertama kali menerima penawaran itu. Apalagi kan kami sebenarnya belum pernah ketemu, kok bisa-bisanya Mbak Ina percaya gitu sama saya hehe. Suami saya tanyain, oke-oke aja sih, tapi lebih khawatir takutnya ada apa-apa. Jadi saya menunjukkan profiL IG Mbak Ina agar lebih yakin. Setelah itu kami mulai merancang rancangan kasar untuk materi-materi yang akan kami bawakan di sana. Rencananya memang tahun 2021 Maret kami akan berangkat.
Menyusun Rencana
Sekitar bulan Maret, melalui japri Mbak Ina mengatakan bahwa kemungkinan setelah Idul Fitri kami akan berangkat. Jadi ada penundaan. Kami akhirnya mulai kembali menyusun-nyusun materi lebih rinci. Ternyata nanti akan ada 2 gelombang pelatihan, gelombang pertama rencananya saya bareng Mbak Ina, dan gelombang kedua yaitu Mbak Ina dengan Mbak Jihan.
Mbak Ina pun membuat grup Whatsapp untuk koordinasi pembuatan materi, jadwal, dan sebagainya. Kami pun membagi materi menjadi 3 sub bagian, dan masing-masing membuat materi presentasi. Karena rencananya memang ini lebih ke pemula, maka materi dimulai dari pengenalan blog, pembuatan blog, lalu lanjut mengenai artikel dan sebagainya.
Waktu keberangkatan awalnya pertengahan Juli, namun akhirnya dimajukan menjadi awal Juli untuk gelombang 1. Sempat sih suami ragu mau mengizinkan atau tidak. Soalnya tiba-tiba kami mendengar kabar bahwa bapak mertua dirumahkan. Sebagai perantau, bapak mertua berencana balik ke Padang di bulan Juni. Oleh karena itu kami bingung siapa yang nanti akan membantu menjaga Aurora. Terbersitlah untuk meminta bantuan tetangga. Meskipun saya belum pernah membiarkan Aurora tidur tanpa saya, saya berharap Aurora bisa aman ditinggal dan tidak rewel.
Namun ternyata ada perubahan rencana. Mertua belum berencana untuk pulang kampung dan tetap stay di Tanjung (sekitar 7 jam dari Banjarmasin). Akhirnya insyaaAllah saat saya akan berangkat, kami akan meminta tolong kepada Eyangnya Aurora untuk tinggal sementara di rumah kami, Banjarmasin.
Musibah Datang
Beberapa hari sebelum keberangkatan, suami dari Mbak Ina sakit. Jadi sempat Mbak Ina fokus merawat suami dulu. Setelah suami beliau sembuh, Mbak Ina gantian sakit. Lalu 4 hari sebelum keberangkatan, Mbak Ina mengabarkan kalau dia positif (bukan hamil tapi yang itu huhu). Kata beliau ini pertama kali beliau positif. Sebagai penyintas, setelah mengetahui Mbak Ina hilang penciuman, saya meyakinkan kalau memang itu adalah gejalanya.
Saya kaget bukan main. Bisa dibilang Mbak Ina dapat cobaan berlipat ganda. Suami sakit, beliau sakit, dan terakhir harus mengurungkan niat untuk berangkat. Ya Allah. Apalagi kegiatan sudah tidak bisa ditunda mengingat sisa beberapa hari. Dengan tegar beliau menyampaikan bahwa tidak bisa ikut dan menanyakan kemungkinan pengganti. Saat itu saya hanya bisa berdo'a untuk kesembuhan beliau dan keluarga.
Akhirnya Mbak Ina meminta kami untuk mencari kira-kira siapa yang akan berangkat bersama saya. Saya akhirnya menawarkan Mbak Putri. Beliau adalah teman saya di Female Blogger of Banjarmasin. Beliau setahu saya jago dalam bidang blog bahkan sampai pada menjadi web designer untuk klien-klien komersil. Mbak Putri juga suka jalan-jalan karena seorang travel blogger. Beliau juga bisa meminta izin lebih mudah dari pekerjaannya setahu saya.
Waktu itu saya juga diskusi sama suami, sekalian biar ada yang temenin dari Banjarmasin kan? Hehe. Alhamdulillah Mbak Putri setelah meminta izin suami dan atasan, beliau bersedia ikut. Beginilah, manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.
Siapa sangka saya dan Mbak Putri akhirnya berjodoh untuk bersama-sama ke Bangka Belitung. Mbak Ina pun segera membelikan kami tiket berdua untuk keberangkatan yang tersisa 4 hari lagi.
Sebelum Keberangkatan
Hari Seninnya kan saya akan berangkat, ternyata kebetulan sekali di hari Sabtunya (2 hari sebelumnya), Onty-nya Aurora/Adik Ipar saya (Onty Niki) yang masih mahasiswa, akan berangkat KKN di Banjarbaru. Jadilah Eyangnya mengantarkan Onty Niki. Tepat sekali waktunya jadi Eyangnya gak perlu bolak-balik Tanjung-Banjarmasin lagi. Memang ya rencana Allah selalu lebih baik.
Dua hari persiapan saya mencari-cari kira-kira di mana saya bisa tes rapid antigen sebagai persyaratan penerbangan. Btw ini adalah pengalaman pertama saya terbang di saat pandemi. Jadi cukup deg-degan karena takut ternyata jika ada hal yang di luar rencana. Misalnya ternyata tes antigen saya positif? Kan bisa hangus tuh tiket huhu.
Syukurnya sih saya fit dan tidak ada gejala sama sekali. Saya hanya terus bisa berdo'a semoga kami dilancarkan mulai dari persiapan, keberangkatan, hingga acara di sana.
Hari Keberangkatan
Saya bangun jam 4 subuh hari itu, sempat mandi wajib setelah haid, dan salat malam terlebih dahulu. Setelah itu, saya menyiapkan sarapan untuk pagi hari. O ya pada awalnya kami akan take-off jam 10 pagi, dan transit sekitar 5 jam di Jakarta, lalu akan sampai di Bangka Belitung jam 5 sore. Bayangin aja udah capek banget hehe. Rencananya berangkat ke Bandara sekitar jam 7 pagi. Lebih cepat lebih baik apalagi belum sempat tes.
Memang di jadwal kemungkinan kami tidak akan bisa dapat satu hari khusus buat jalan di sana karena sempat salah beli tiket hihi. Jadi harusnya yang hari Jumat kami masih mengisi pelatihan setengah hari, kemungkinan hanya bisa mengisi 2 jam saja lalu langsung ke Bandara untuk pulang.
MasyaaAllah ada kemudahan, penerbangan dari Jakarta dimajukan. Jadi kami hanya transit sekitar 2 jam, dan akan tiba di sana sekitar jam setengah 3 sore. Kami berpikir itu waktu yang cukup untuk jalan-jalan dulu sebelum ke hotel.
Tes Antigen
Waktu itu saya dan Mbak Putri akhirnya memutuskan untuk tes antigen di Bandara. Kebetulan temen suami Mbak Putri kerja di sana. Jadi kami bisa setor duluan data agar tidak perlu menunggu pengetikan formulir dan sebagainya.
Karena penerbangan jam 10-an, kami sudah mulai tes sekitar jam setengah 9. Dalam waktu kurang lebih 10 menit, hasil tes keluar. Alhamdulillah negatif. Kami akhirnya bisa bernapas lega.
Kami bergegas langsung menuju gerbang keberangkatan. Saat mau berangkat, rasanya gimana gitu soalnya baru pertama kali kan ninggalin Aurora. Alhamdulillah sejak beberapa bulan sebelumnya, saya dan suami sudah sounding, dan terus sounding mendekati hari H bahwa uminya akan pergi kerja naik pesawat. Jadi dia harus tidur dan melakukan semuanya bersama abi dan eyangnya.
Susahnya sih sebelumnya dia sama sekali tidak mau pipis dan mandi sama Eyangnya. Karena suami awalnya WFH saja, kami tidak terlalu memikirkan. Namun, akhirnya jadi khawatir karena suami tiba-tiba juga ada pelatihan 3 hari berturut-turut dari pagi hingga sore pas saya berangkat (jadwal mendadak juga). Ah, hanya bisa berharap semoga saja Aurora mau ditinggal sama eyangnya.
Diembel-embeli beli mainan dokter, dia sebenarnya senang di bagian itu. Jadi dia pahamnya dengan naik pesawat, uminya akan bawa pulang mainan hehe.
Sehat-sehat semuanya .. |
Alhamdulillah dia enggak nangis pas saya berangkat. Setelah mencium dan memeluknya, saya akhirnya melepaskan Aurora. Saya dan Mbak Putri pun siap melangkah menuju ruang check-in. Pandangan dan jarak dengan Aurora semakin menjauh. Berusaha menguatkan hati, untuk petualangan baru. Bismillah.
Bersambung …
Si penyuka kopi, Kak Putri, beli kopi dulu pake tumblr sendiri di Bandara |
Foto: dokumen pribadi
Lagi asyik baca ternyata bersambung, saking ngalirnya :D ku menunggu part bersambungnya Kak Tri, vibes bahagia dan syukurnya terasa saat membaca. Mana bareng sesama blogger Kak Putri lilpjourney yah :D
BalasHapusTerima kasih Mbak sudah mampir membaca tulisan sederhana ini. InsyaAllah dilanjut segera hehe. Nanti saya mampir juga ya.
HapusBetul, Kak Putri pemilik lilpjourney.com 😊