Beberapa perusahaan atau kantor jika di akhir tahun biasanya mengadakan yang namanya Family Gathering. Tempat berkumpulnya para karyawan dan keluarga di sebuah tempat wisata.
Tentunya agenda yang diadakan cuma seru-seruan bersama keluarga. Bukan lagi yang berkaitan dengan deadline atau masalah-masalah kantor lainnya.
Nah, kalau gathering tuh juga biasanya ada yang namanya doorprize. Kita akan diberi kupon sebelum masuk untuk mendapatkan doorprize atau undian nanti.
Saya dulu kan kerja juga tuh, sekantor ama seseorang yang belum jadi suami. Jadi kurang lebih 3 tahun dapat kupon sendiri.
Tapi ya itu belum pernah dapat hadiah karena emang biasanya enggak pernah beruntung soal beginian. Lain lagi sama suami (pas lajang) yang tahun pertama sempet dapat dispenser gitu.
Family Gathering Penuh Hadiah
Saat kami menikah, dan saya berhenti kerja, jadinya kupon hanya 1 aja. Hanya buat suami. sekitar 2 tahun pertama kami belum pernah dapat apa-apa dong. Mungkin suami juga ngikutin ketidakberuntungan saya hahah.
Padahal hadiahnya bisa dibilang 50%-60% pegawai pasti dapat. Kesempatannya 1:2. Tipis sekali namun tetap saja belum beruntung.
Akhirnya terjadilah sebuah insiden tahun 2019, di mana ada kejadian luar biasa untuk pertama kali soal kupon doorprize, jeng jeng ...
Hadiah Emas Limited Edition
Waktu itu Desember 2019, kami mengikuti family gathering di salah satu waterboom yang ada di Banjarmasin.
Beberapa hadiah doorprize ada kulkas, mesin cuci, televisi, dispenser, blender, dan beberapa perkakas rumah tangga lain. Sisanya voucher belanja mulai 300 ribu hingga 500 ribu kalau tidak salah.
Ada juga hadiah umroh dan jalan-jalan ke luar negeri. Ada yang undian dan ada juga bagi yang dipilih langsung (biasanya supporting staff yang dimasukkan di undian).
Sesekali ada hadiah uang cash juga sih. Kebetulan tahun itu ada hadiah baru, 2 unit emas 3 gram berupa cincin, hmmm lumayan kan kalau dapat. Satu cincin bisa seharga kurang lebih 2 juta lebih.
Katanya sih peluang menang seluruh hadiah hari itu sekitar 60% pegawai akan dapat. Tapi kami sama sekali enggak berharap. Kami sadar diri, kalau sekiranya kami mungkin akan menjadi yang 40%-nya wkwkw.
Akhirnya tiba saat pengumuman undian emas. Saat itu saya mendengar nomor kami dipanggil, 256. Tapi kebetulan saya dalam posisi agak jauh (dekat kolam renang), dan suami sedang ada keperluan di luar.
Lalu saya melihat sudah ada orang yang naik ke depan panitia. Waduh kok bisa ya dia naik? Padahal jelas-jelas nomor yang disebut nomor saya. Saya pun sejenak ragu akan pendengaran sendiri. Saya memastikan kepada dua orang pasangan suami istri yang kebetulan berada di dekat saya.
"Itu tadi nomor 256 kan?"
"Iya, saya dengarnya gitu"
"Nah, saya 256, tapi kok ada yang naik ya?" Saya jadi bertanya pada diri sendiri. Apa memang saya yang salah dengar.
Suami pun kembali dari urusannya dan juga sempat mendengar bahwa nomor kita disebut. Dia segera mengambil hadiah kupon yang kebetulan dititip di teman yang lain. Suami memberanikan diri maju dan bertanya pada panitia A. Kata panitia A tidak bisa dicek lagi karena nomornya sudah dirobek.
Akhirnya kami duduk kembali. Di situ ada rasa penasaran. Setidaknya mau tahu apa benar kami yang salah dengar atau ada nomor yang double. Saya akhirnya memberanikan diri menanyakan pada salah satu panitia yang cukup akrab.
Saat mengecek nomor yang sudah mendapat hadiah, betul saja bahwa itu nomor kami. Lantas saya bertanya emang ada yang sama nomornya? Dia hanya bisa meminta saya ikhlas karena sudah selesai.
Mengetahui bahwa nomornya benar, dalam hati berat sebenarnya. Tapi saya mencoba terus menggaungkan kata-kata ikhlas di kepala.
Biarlah, bukan rezeki berarti. Sudahlah, ikhlas, ikhlas, ikhlas. Begitu seterusnya.
Dalam hati juga sempat memaki diri sendiri karena terlambat naik karena bengong. Minta maaf juga sama suami karena saya melewatkan kesempatan. Harusnya naik saja dulu enggak perlu bawa kupon dulu kan? Soal menunjukkan mana yang benar kan bisa nanti?
Ternyata Keberuntungan itu Datang
Tidak berapa lama setelah mencoba ikhlas, tiba-tiba saya dipanggil panitia yang sebelumnya saya tanya. Katanya nomor yang dapat emas itu berbeda dan belum dirobek.
Nomornya 265. Memang beda sedikit saja. "256 dan 265". Kami pun diberi kesempatan mendapatkan hadiah emas yang limited edition itu. Rasa haru bahagia pun muncul.
Kami tidak menyangka akhirnya bisa mendapatkan hadiah emas tersebut. Orang yang sebelumnya tidak sengaja mengaku pun meminta maaf. Kami tidak menyalahkan karena murni ketidaksengajaan. Untungnya si pemiliki 265 ini mendapat doorprize lainnya.
Intinya di sini kami tidak menyalahkan siapa pun. Mau itu panitia atau pun pemilik nomor 265. Semua itu terjadi di luar kehendak alias memang sudah takdirnya. Allah mungkin ingin menguji kesabaran dan pemecahan masalah kami. Justru kami menyalahkan diri sendiri yang tidak dengan sigap naik saat mendengar nomor kami disebut. Membuat panitia malah kewalahan mengecek ulang. Maafkan kami ya huhu. 😔
Usaha Dulu, itu Perlu
Dari sini saya akhirnya menerka-nerka. Bagaimana jika saya tidak mengonfirmasi ke panitia? Apa yang akan terjadi? Mungkin saja cincin emas itu tidak akan menjadi milik kami. Tapi sudahlah. Hikmah yang bisa diambil adalah jangan pernah ragu akan suatu kesempatan. Sekali ragu, bisa diambil orang lho hehe.
Saya jadi ingat beberapa giveaway yang saya menangkan pasti terkait dengan giveaway yang menilai dari komentar atau caption yang pas.
Saya belum pernah menang giveaway dari sistem random pick. Ya, memang perlu usaha lebih. Ikutan yang random pick juga butuh usaha sih pastinya. Biasanya syaratnya follow, share dan komen sesuai ketentuan. Tapi kalau sistem yang menilai komentar itu, usahanya jadi lebih banyak. Karena harus mikir sesuatu yang kreatif agar bisa menang.
Mungkin ada yang berpikir, "Ngapain sih ikut-ikutan giveaway, kayak enggak ada kerjaan aja."
Eits, jangan salah, kini Giveaway Hunter juga bisa jadi salah satu pekerjaan lho. Ada orang yang sudah memenangkan giveaway hingga puluhan kali. Sama halnya dengan penyuka kompetisi menulis dan kompetisi lainnya. Jika menang, ada rasa senang yang tidak terkira. Meski hadiahnya remeh. Berasa diberi hadiah spesial jadinya.
Tapi saya bukan giveaway hunter. Kebetulan saya mengikuti biasanya untuk membantu teman meramaikan giveaway yang diadakan, terkadang juga memang melihat peluang menang yang tinggi karena jarang yang ikut. Tapi kalau ada kesempatan, tidak ada salahnya mencoba ikutan. Siapa tahu rezeki kan ...
Cincin Kawin Tenggelam
Masih di acara Family Gathering. Kami menghabiskan banyak waktu untuk family time. Kebetulan waktu itu sudah siang hari. Kami selesai berenang dan si kecil sudah kembali berpakaian. Namun saya meminta izin suami untuk bermain seluncuran sendiri.
Saya memang senang bermain seluncuran yang ekstrim. Permainan-permainan ekstrim di Ancol pun samapai saya naik berkali-kali. Mumpung ada kesempatan main di waterboom, kenapa tidak? hehe
Mumpung udah basah gitu, dan si kecil masih dijagai suami.
Saat itu langsung deh bermain. Tahu-tahu setelah turun dari peluncuran, di tengah jalan cincin nikah saya terlepas.
Ilustrasi cincin kawin (Sumber: unsplash.com) |
Ya Allah, baru dapat cincin baru, malah cincin lama yang hilang. Apa ini memang bukan rezeki? Saya akhirnya meminta tolong orang di sekitar kolam renang untuk mencari cincin saya di bawah.
Alhamdulillah, seorang anak cowok mendapatkan cincin saya. Dari situ saya segera berhenti bermain air dan membilas diri. Mungkin ini teguran dari Allah kalau saya harus segera salat Duhur. Bukan malah asyik bermain.
Benar kata salah seorang murid saya, kalau ujian dan cobaan itu bukan untuk mencari solusi saja. Melainkan sebagai bahan instrospeksi kesalahan atau kelalaian apa yang telah kita lakukan.
Syukurnya, hari itu tetap bisa membawa 2 cincin emas yang "sempat" tidak dimiliki untuk sementara. Tapi kalau sudah rezeki, siapa yang bisa menolak? Alhamdulillah.
Jadi bagaimana, apa kalian tim yang beruntung atau tim yang harus usaha dulu? Pernah mengalami hal serupa? Hehe.
Eh tapi katanya dalam Islam enggak ada keberuntungan dan kesialan lho! Semua sudah tepat pada porsi rezekinya masing-masing.
Ah, jadi kangen berenang #eh
Kapan berenang lagi Bi? |
Posting Komentar
Sebaiknya jangan anonim agar bisa saling mengunjungi ...
Komentar muncul setelah dimoderasi.
Terima kasih telah membaca dan berkomentar 😊
Salam kenal ...