Saya punya draft dari blog lama, tentang kisah atau proses ta'aruf bareng calon suami dulu.
Awalnya mau research keyword tentang ta'aruf, eh dapat berita tentang Artis Prilly Latuconsina yang katanya mau ta'aruf ama Reza Rahardian. Tiba-tiba dilamar gitu kalau tidak salah.
Artis Mulai Banyak Melalui Proses Ta'aruf
Berita Prilly dan Reza Rahadian nikah? Kaget dong, secara kemarin baru aja kepo rumah gedenya, setelah diubek-ubek eh ternyata promosi film 🤣.
Nah yang bener baru aja heboh soal Dinda Hauw yang nikah dari proses ta'aruf. Mereka juga rencana nikahnya tiba-tiba. So sweet ya ...
Tentang Jodoh dan Jomlo Karena Allah
Sepakat tidak kalau manusia tidak lepas dari yang namanya rasa penasaran? Proses yang kita lakukan, tidak lengkap rasanya jika tidak penasaran dengan hasil akhir. Meski semua sudah tercatat di lauful mahfuz. Tetap saja usaha-usaha masih dikalahkan oleh waktu.
Jawaban dari rasa penasaran memang cuma perlu kesabaran menunggu. Kadang selama proses menunggu itulah yang membuat kita bisa berubah haluan, putus asa, atau menjadi benar-benar tidak peduli lagi.
Jodoh? Takdir Allah yang paling membuat hampir seluruh wanita penasaran setengah mati. Termasuk saya. Tapi itu dulu 😁 karena saat ini saya sudah bersama dengan seseorang yang saya anggap jodoh 😁.
Saya kembali ingin mengingat berada dalam posisi sebagai wanita single yang penasaran. Ketika itu memang banyak kemungkinan-kemungkinan orang yang akan menjadi jodoh (ceileee banyak katenye padahal … ).
Masih kemungkinan loh yah.. Bahkan di zaman saya masih awam dan jahiliah.. Waktu itu masih anak bau kencur saat SMA, saya merasa ada orang yang bisa menjadi kemungkinan jodoh itu.
Hingga akhirnya saat kuliah saya memutuskan benar-benar menghilang dari gaya mainstream usaha mencari jodoh alias pacaran dengan berharap jomlo sampai halal.
Rasa Penasaran Siapa Jodoh Kita Jika Tanpa Pacaran
Sekitar 6 tahun saya diliputi rasa penasaran siapa yang akan menjadi jodoh saya kelak. Apakah orangnya lebih dari saya? Atau jauh dari harapan saya? Sekadar info selera saya adalah orang yang harus lebih pintar dari saya. Karena saya tipe orang yang tidak sabaran menghadapi orang yang butuh dijelaskan segala sesuatunya.
Selera selanjutnya adalah tentunya pria yang menjaga sholat wajib, bahkan kalau perlu ibadah-ibadah sunnah juga dilaksanakan. Dan secara fisik saya ingin yang lebih tinggi dan tidak gemuk 😆 yah tapi itu bonus. Karna saya pun termasuk tipe wanita biasa-biasa saja secara fisik. Tidak tinggi bahkan sering dianggap terlalu kurus alias tidak ideal. 😢
Menentukan Target Nikah
Rasa penasaran saya barengi dengan target. Saya harus menikah di umur 23 di tahun 2016 (saya kelahiran November 1992). Enggak tahu juga kenapa pilih 23 hehe. Mungkin karena ada angka tiganya haha.
Tapi serius lho, saya emang niat nikah dari dulu di umur segitu. Meski belum tahu siapa jodohnya. Yang deket pun enggak ada. Saya mulai memutuskan enggak pacaran itu usia 17 tahun selesai SMK.
Meski sudah beberapa bulan (pertengahan tahun sekitar bulan Mei 2016) berjalan di tahun itu, saya belum menemukan orang yang berniat melamar saya 😢.
Mulai Ta'aruf dengan Rekan Kerja
Hingga kemudian ada momen yang berlangsung hanya beberapa jam (momen ini rahasia 😂😉) namun telah membuat langkah awal saya menjemput jodoh.
Kami (cieeee udah kami 😂 ) menyepakati untuk sama-sama berniat baik membangun rumah tangga. Meski cukup ada beberapa perbedaan. Kami berasal dari pulau yang berbeda, namun bertemu di perantauan yang sama. Saya Sulwesi, suami Sumatera. Kami bertemu di tengah-tengah, Kalimantan.
Juga mungkin kami yang belum terlalu mengenal satu sama lain (2 tahun di tempat kerja hanya sebagai rekan kerja yang itu pun dengan jam kerja berbeda, namun sama-sama tinggal di asrama, kalau ketemu juga tunduk-tundukan). O ya saya bekerja di salah satu sekolah Islam berasrama (tapi bukan pesantren).
Kami mulai ta’aruf dengan menanyakan hal-hal yang dianggap penting dan bisa menjadi penghalang di kemudian hari.
Sekitar seminggu setelah itu, saya akhirnya mulai berbicara dengan kedua orang tua saya, dan Alhamdulillah, emang nasib anak yang dipercaya (ceilah 😂), kedua orang tua saya langsung menyetujui tanpa melihat langsung atau berbicara dengan calon saya, mereka percaya saya memilih yang terbaik.
Kendala Mulai Datang
Namun kendala awal adalah calon saya ini masih harus membicarakan dengan keluarga besar yang notabene besar pengaruhnya dan cukup jauh, yaitu di Padang.
Kendala kedua masih belum mendapat persetujuan sepenuhnya dari orangtuanya karena kami yang berasal dari pulau yang berbeda.
Kendala ketiga, adanya uang panai’ dari adat saya yang adat calon suami saya tidak mengenal seperti itu. Yah namanya juga berusaha. Saat itu masih bulan Ramadhan, calon suami saya berniat melamar setelah lebaran. Dengan beberapa kendala tersebut lamaran belum terlaksana sesuai rencana.
Yang saya lakukan hanyalah berserah diri, dan berdo’a sangat rajin di setiap waktu-waktu mustajab untuk berdo’a. Seperti di antara azan dan iqomah, saat sujud, saat hujan, di sepertiga malam dsb.
Ingat juga do'ain teman-teman yang single agar dapat jodoh, karena Malaikat akan mendo'akan hal yang sama kepada kita (modus dido'ain balik, wkwkw).
O ya, saat itu bersamaan, ada pula yang mau melamar saya. Mau tidak mau saya tolak, hehe. Memang katanya kalau mau nikah, tiba-tiba bakal akan ada godaan yang muncul. Salah satu contoh sahabat saya, bahkan langsung didekati 7 pria sekaligus yang berniat melamar. Padahal dulunya mereka tidak ada menunjukkan tanda-tanda ingin dekat. Ya begitulah ...
Allah tahu yang terbaik, hingga beberapa kendala di atas satu persatu terselesaikan (terharuuuu….)
Kendala terakhir tentang orang tuanya akhirnya juga teratasi, yang membuat saya bersyukur bukan kepalang.
Hingga tiba saatnya calon saya menelpon papa saya untuk melakukan lamaran langsung. Hanya sekali telpon, tanpa tatap muka, status saya sudah menjadi wanita yang dikhitbah tepat bulan Agustus 2016, dan itu sekitar dua bulan sejak kami memutuskan ta'aruf untuk menikah.
Maha Suci Allah dengan segala kebesarannya. Langkah kami terus saja dimudahkan, mulai urusan panai’, persiapan pernikahan, dan lain-lain.
Akhirnya Sah!
Kami memutuskan menikah di akhir tahun, dengan persiapan kurang lebih 4 bulan. Dan Alhamdulillah, tepat 21 Desember 2016, kami halal (hore... :D). Tsunami seperti jodoh, eh salah jodoh seperti tsunami, datang tanpa pemberitahuan, namun bisa menghebohkan di sekitarnya.
Foto wefie pertama kali berdua |
Bagaimana tidak heboh? Kami yang tanpa ada pemberitaan sama sekali, tiba-tiba menyebar undangan di sekolah, yang notabene murid dan guru tahu siapa kami. Tanpa ada angin, hujan, badai, petir, dan banjir, banyak yang kaget dan tidak menyangka bahwa kami akan menikah.
Tentu ini juga menjadi salah satu tuntunan Islam, bahwa sebelum menyebar undangan, sebaiknya tidak disebarkan terlebih dahulu perihal khitbah dan sebagainya, karena itu bisa menjadi menimbulkan hal-hal yang tidak baik.
Tidak ada daya dan upaya kecuali karena kekuatan dan kebesaran Allah.
Satu hal yang pasti, Allah akan selalu mendengar do’a-do’a hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Buat kalian para jomlo taat, semoga mendapatkan suami terbaik dunia akhirat :D, Aamiin....
Teruntuk suamiku, Oppa sarangheoooo because of Allah :*
O ya di IGku @pohontomat, ada video lifestory dari awal bekerja merantau, hingga mendapatkan jodoh kalau mau nonton 🤭 Atau tonton yutup saya yang tidak terawat ini 🤣
Tentang Ta'aruf yang Perlu Diketahui
Ta'aruf yang saya lakukan sebenarnya baru pertama kali dan Alhamdulillah langsung menuju pernikahan.
Dan itupun menurut saya masih jauh dari tuntunan Islam. Astagfirullah. Mengapa? Karena kami masih bercanda dan berkomunikasi via whatsapp.
Secara kami sebelumnya rekan kerja yang kalau saling ngobrol emang santai dan kadang bercanda. Padahal seingat saya, teman-teman kajian dulu mereka betul-betul menggunakan perantara. Tidak langsung seperti itu.
Bedanya dengan pacaran, kami tidak ada panggilan sayang-sayangan. Tidak pernah boncengan, tidak pernah sentuhan, tidak pernah foto bareng berdua dan makan bareng berdua. Foto nikah kami sendiri-sendiri dan minta dieditkan agar dampingan sesuai kebutuhan berkas nikah.
Secara bahasa, ta'aruf diserap dari Bahasa Arab ta'arafa atau yata'arafu yang artinya saling mengenal. Proses yang dilakukan sebelum menikah. Kami melakukan percakapan semua via whatsaap.
Sebagai seorang perempuan, saya sebenarnya ingin menjadi pertama dan terakhir untuk suami. Saya tidak ingin misalnya dulu suami punya mantan yang berderet-deret. Begitupun dengan suami, pasti ingin dirinya menjadi pertama dan terakhir. Itu adalah salah satu niat saya akhirnya berhenti pacaran. Selain karena saya sudah tahu bahwa tidak ada pacaran dalam Islam.
Tapi ya mau diapa, ktia semua punya masa lalu masing-masing, Katanya, jodoh itu cerminan diri. Jadi kalau kita mau jodoh yang baik, jadi persiapkan diri jadi orang yang baik pula. Ya seperti itu, hehe. Jadi bagi yang masih muda, sabar dikit ya, fokus ama cita-cita aja dulu 🤗.
Banyak lho kasus pacaran bertahun-tahun, namun nikahnya sama orang yang cuma baru ketemu sebentar.
Termasuk yang Dinda Hauw kemarin, sempat kepo. Jujur aku baru tahu namanya Dinda Hauw, taunya pemain film Surat Kecil untuk Tuhan itu aja. Itu pun enggak follow IG, cuma tahu di explore trending IG yang berlanjut kekepoan wkwk.
Dia nulis kalau dia pernah bilang sama calon suaminya, dia pernah pacaran selama 7 tahun, bakal nerima masa lalu enggak? Kata suaminya yang penting masa depan, kan cakep hehe.
Tentu setelah Dinda Hauw berusaha lebih baik daripada dirinya sebelumnya. Salah satunya sudah menutup aurat juga sebelum menikah.
Nah beberapa poin sebelum ta'aruf nih yang penting untuk diingat :
1. Sebaiknya melalui perantara agar tidak terjadi fitnah
2. Jangan pernah berduaan di tempat sepi
3. Jangan sentuh-sentuhan atau panggil sayang-sayangan
4. Ta'aruf belum tentu jadi, banyak yang beberapa kali ta'aruf dan gagal, namanya juga perkenalan
5. Cari tahu dengan baik calon suami, bisa dengan wawancara langsung atau cari tahu dari teman dekat dan keluarganya
Tips untuk Jomlo Muslimah Saat Ta'aruf
Berdasarkan pengalaman pribadi dan melihat curhatan ibu-ibu di aplikasi parenting, buat yang masih single khusus muslimah , agar tidak menyesal nanti memilih calon suami, pastikan hal-hal berikut :
1. Tentu ibadah wajib dilaksanakan (ini bukan bonus, ini harus)
2. Tanyakan apa kegiatannya selama 24 jam. Apakah bermanfaat atau banyak yang kosong. Hati-hati, lelaki yang memiliki banyak waktu kosong berpotensi menggunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti menonton porn atau suka main game seharian, nongkrong dengan perkumpulan yang kurang baik, dan sebagainya. Di aplikasi parenting, banyak banget yang mengeluh/curhat soal suaminya yang main game seharian, atau doyan nonton porn. Di aplikasi itu mereka curhat secara anonim jadi aman.
3. Tanyakan hobinya, kesukaannya, dan yang tidak disuka dari dia (termasuk soal makanan biar enggak kaget nanti hehe)
4. Berikan contoh kasus di kemudian hari, dan apa yang akan dilakukan
5. Maukah pasanganmu nanti membantu urusan rumah tangga dan mengurus anak saat tidak ada ART
6. Apakah saat punya anak, kamu boleh bekerja atau cukup menjadi IRT
7. Tanyakan hubungan calon suamimu dengan orang tuanya. Laki-laki yang menyayangi dan berbakti pada ibunya, biasanya akan lembut dan menghargai wanita.
8. Pastikan setelah berumah tangga, pengen tinggal mandiri atau bareng orang tua dll.
Dan masih banyak lagi sebenarnya yang harus kalian tanyakan. Karena pernikahan bukan soal sah dan bahagia selamanya, justru cobaan makin berat lho, wkwk. Lebih dari cobaan ditanya tiap ke kondangan "kapan nikah?" hehe.
Sudah deh, kepanjangan 😁😅, pengen bilang semoga bermanfaat ya, hihi. Yang belum nikah semoga dipertemukan. Yang sudah nikah semoga langgeng dan bisa terus saling melengkapi.
Semoga cerita proses ta'aruf ini bisa diambil yang baik. Jangan contoh yang buruknya ya. Buat yang sekarang udah mau nikah, cieee lagi deg-degan ya? hihi.
Aha..ha.. Iya nih mbk lahi deg-deg'an😂
BalasHapusKalau dari awal udah niat baik dengan menjalani taaruf emang akhirnya juga akan baik juga ya. Tapi saya masih bingung apakah jodoh kita itu memang selalu cerminan diri kita gitu....
Kata-kata itu kadang bikin dilema
Biasanya sih gitu. Tapi ada juga kasus jodohbjodoh yang karakternya beda banget, tapi saling melengkapi. Mungkin makna cerminan ini bisa lebih luas. Ada yang bilang, cerminan itu, kekurangan pasangan ternya adalah kekurangan yang bisa kita tutupi dari kelebihan kita. Wallahu'alam.
HapusMasya Allah.. Masih unyu-unyu fotonya, hehe..
BalasHapusBtw, tapi gpp juga kan kalo persiapannya juga untuk yg bukan ta'aruf, biar lebih yakin aja gitu.
Pokoknya yang jomlo tanyain banyak-banyak sebelum nikah pasangannnya 🤭🤣 jangan kaget pas abis nikah baru aslinya ketahuan 😅
HapusMasyaAllah kak seru banget ceritanya.. dulu ada laki2 yg pernah datang ke rumah aku untuk ta'aruf. Aku sama sekali gak kenal siapa dia. Aku dikasih waktu maksimal 3 hari untuk menjawab. Tapi qodarullah ya hati ini gak yakin sama dia, dan akhirnya aku menolak.
BalasHapusGak lama, aku dikenalin sama sahabat aku dari kecil sama teman kuliah dia. Siapa sangka? Yang awalnya dia belum ada rencana nikah, tapi mendadak ngelamar aku langsung di depan Bapak. Karna aku bilang ke dia kalau aku mencari calon suami bukan calon pacar :)
Aku merinding lho Kak Putri, MasyaaAllah. Luar biasa ya jodoh itu, tiba-tiba aja datangnya. Semoga lancar Kak, aamiin 🙏🤗
Hapusih seru banget ceritanya kak! tambah penasaran sama jodoh aku ntar kayak gimana lol
BalasHapusselamat bahagia ya kak! ikut seneng pokoknya^^
Selamat penasaran wkwkw
Hapusmasyaallah..aku selalu terharu kalau cerita tentang taaruf ini..itulah jodoh siapa yang tau kapan waktunya dan pada siapa akan berlabuh.
BalasHapusMasyaaAllah betul hihi
HapusDaku terbelalak pas baca kisah temen kak Tri yang dideketin 7 cowo. Bingung kali ya pas ngalamin kaya gitu. Antara ia atau engkau gitu. Tapi, ngomongin taaruf Reza Rahardian, daku pun kaget banget. Sampe mikir ini settingan kali ya. Tapi, kok ya beneran kayanya.
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya jadi menikah juga ya mbak setelah ta'aruf. Panjang juga prosesnya dan juga ada kendalanya. Selain beda pulau yang jauh (Sumatra dan Sulawesi) juga terkendala tradisi seperti uang panai. Tapi karena jodoh akhirnya bisa menikah.😊
BalasHapusCerita dan pengalaman yang sangat bagus untuk dicontoh. Semoga keluarganya sakinah mawaddah warahmah.
BalasHapusEcieee... ternyata jodohnya orang deket aja ya. Iya banyak juga yang gitu, jodohnya orang deket. Entah temen kerja ataupun temen kuliah.
BalasHapusTernyata usia Tri berada di antara anak sulungku dengan adiknya, kelahiran 1991 dan 1993, wkwkwk...
BalasHapusTapi usia muda bukan berarti tidak dewasa, buktinya Tri sudah sangat dewasa dan bisa menentukan sikap untuk tidak pacaran. Masya Allah.
Btw, semoga keluarga Tri Sakina Mawaddah Warahmah. Amin
Ta'aruf tuh sebenarnya prosesnya simple dan mudah ya mba... Namun jelas banget karena terbuka terhadap semuanya.
BalasHapusTapi ya gitu. Belum banyak yang tahu mengenai proses Ta'aruf ini. Maka butuh lebih banyak lagi orang yang memilih jalan ini untuk Sharing betapa indahnya menikah melalui Ta'aruf...
Duh kak tri haru banget ya deg2an bacanya. Tapi mengingat kenangan nyari jodoh booster kita hidup di rumah tangga ga sih. Rasanya deg2an kaya ada kupu2 di dada pertama kali bertemj dengan si doi....hahah. akupun taaruf sama org sama sekali ga kukenal, tp ternyata papasan di satu organisasi hihi.
BalasHapusMasyaAllah, barakallahu fiikum mbak tri dan suami. Semoga samara until jannah ya. pasti deg-degan banget saat taaruf ya. Semoga makin banyak yang memilih proses ini untuk menemukan pendamping hidupnya
BalasHapusYa Allah. Aku yg belum mikirin nikah dan emang belum ada hilal yg tampak, padahal udah umurnya. Baca ini jadi terharu Mbaa..,
BalasHapusTahun 2000an di awal saya kuliah, banyak senior di kampus yang menikah muda saat masih kuliah dan melalui proses ta'aruf. Memang jalan utk mendapatkan jodoh itu bermacam2. Bersyukur yang berjodoh lewat ta'aruf ya
BalasHapusSeru juga kisah ta'arufnya ya. Alhamdulillah keluarga setuju dan dapat restu ya. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah ya dan kompak selalu...
BalasHapusSangat menginspirasi cerita Taarufnya kak Tri. Emang gitu ya aku terkadang juga kalau teman yang diam-diam bae, nggak ada hujan atau apa tiba-tiba nyebar undangan. Bagus sih menurut aku kek gitu. Hahahha
BalasHapusTak kenal maka taaruf...he he.. semoga proses menuju pernikahan juga bagian proses membangun keluarga sakinah mawadah warahmah
BalasHapuskeren mbak akhirnya jadian juga ya setelah melalui prises panjang semoga samawa ya..
BalasHapusUhuy banget ceritanya... semoga langgeng selalu ya mbak saling mencinta dengan suami 😍.
BalasHapusJodoh di tangan Tuhan, dan yang terbaik pasti diberikan kepadaNya kepada kita karna semua indah pada waktunya
BalasHapusWah, kisahnya komplit sekali ya, dan cukup berliku karena dua belah pihak beda pulau. Huhuhu. Saya jadi bayangkan saat menikah seperti apa.
BalasHapusSelamat Mbak.... sabar dan tawakal memang kunci ya. Jadi bisa istiqomah taaruf sampai menikah.
Masya Allah ya mba. Kisahnya i dah banget. Jodoh memang rahasia Allah yaaa. Kisahnya kayak dinda hauw sama rey mbayang aja mba. Tiba-tiba udah halal aja.. Hihihi semoga makin samawa yaaa dengan suami
BalasHapusWah uwuu banget cerita taarufnya. Hampir sama kayak cerita tetangga saya, nggak ada angin nggak ada hujan tiba" gelar nikahan
BalasHapusMasyaAllah, ternyata oohh ternyata..
BalasHapuskekuatan doa dan ketekunan emang gak bisa mengkhianati hasil yaaakk :D
semoga jodoh dunia akhirat, Aamiin.. :)