Image by Danny See Chuan Seng from Pixabay |
“Ada yang berbeda. Momen yang kini tidak ada. Karena wabah yang belum mereda “
Assalamu’alaikum. Tidak terasa puasa kita sudah lebih dari setengah jalan. Rasanya entah mengapa ada yang kurang dari suasana puasa kali ini. Tapi esensinya tentu tetap sama, bagaimana kita menjalankan kewajiban, menjauhi perbuatan dosa, dan meningkatkan keimanan.
Adapun sejak beberapa minggu lalu telah ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebelumnya perlu kita ketahui arti dari PSBB. Menurut wikipedia, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai "Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. PSBB merupakan salah satu jenis penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah, selain karantina rumah, karantina rumah sakit, dan karantina wilayah.
PSBB adalah keputusan besar sebagai langkah tambahan dalam pencegahan virus. Beberapa daerah pun telah menjalankan dan memperpanjang waktunya hingga saat ini. Bandara juga ditutup, sebagai salah satu langkah sigap pelaksanaan PSBB.
CERITA DI HARI PERTAMA PUASA …
Saya sedikit mau cerita perihal hari pertama puasa. Waktu itu, saya berbelanja ke pasar. Saat itu masih sangat pagi, kendaraan masih sangat sepi. Kebetulan jalan raya pertigaan dekat pasar terdapat Masjid. Masjid itu sepi. Ya, padahal biasanya jika di bulan Ramadhan, banyak orang berlomba-lomba salat subuh berjamaah di Masjid dan itikaf hingga waktu syuru’. Kali ini bukannya tidak mau, tapi karena demi mematuhi pelaksanaan PSBB.
Saat itu saya menangis di motor, melihat suasana Ramadan yang begitu sepi. Tidak seperti Ramadan sebelum-sebelumnya. Lalu apa lagi yang berbeda saat Ramadan kini selama PSBB? Saya rangkum dalam 5 garis besar ini :
1. TIDAK ADA TARWIH BERJAMAAH DI MASJID
Malam pertama sebelum puasa, biasanya Masjid sudah bersahut-sahutan dalam mempersiapkan salat tarwih berjamaah. Namun kali ini, meski masih ada Masjid yang azan, namun demi mematuhi PSBB, kita tetap harus di rumah saja.
Saya sebenarnya masih mendengar ada masjid yang masih melaksanakan tarwih dengan shaf yang dijauhkan, tapi banyak juga yang sudah tidak melaksanakan.
Jadi sekarang jika di rumah lebih sering tarwih sendiri gantian suami karena si kecil belum bisa ditinggal sendiri. Kalau si kecil tidur, kami melaksanakan tarwih berjamaah. Itupun kayaknya baru sekali deh, hehe. Si kecil suka begadang soalnya wkwk.
2. PASAR TIDAK SERAMAI BIASANYA
Biasanya hari pertama puasa, pasar akan ramai dengan orang-orang yang belanja. Selain kebutuhan pribadi, pasar juga ramai didatangi para pedagang yang ingin berjualan, atau para petugas masjid yang belanja untuk menyediakan kudapan buka bersama untuk jamaah secara gratis. Namun inget banget di hari pertama, pasar pagi itu sepi.
3. TIDAK ADA JALAN SUBUH
Seperti yang saya ceritakan di awal, biasanya sehabis subuh, jalanan masih ramai orang-orang yang sekalian jalan pagi setelah itikaf sebentar di masjid. Salat subuh berjamaah adalah salah satu momen yang hilang juga di sini.
4. TIDAK ADA PERBINCANGAN BUKA BERSAMA
Kalau dulu di hari pertama grup whatsapp sudah ramai membahas buka puasa bersama atau bukber, kini sama sekali tidak ada rencana penyusunan bukber tersebut. Ya meski ujung-ujungnya biasanya juga enggak jadi sih, wkwkw. Tapi kan setidaknya sudah punya niat.
5. TIDAK ADA RENCANA MUDIK
Nah bagian ini nih yang paling nyesek. Selama ini kan meski lajang dulu, saya pasti menyempatkan pulang kampung untuk lebaran bersama jika waktu libur sudah tiba. Biasanya 1 minggu sebelum hari raya karena baru libur.
Setelah menikah, saya mengatur selang seling antara lebaran di kampung mertua atau kampung orang tua. Tahun ini rencananya di kampung mertua karena bisa ditempuh dengan jalur darat selama 7 jam. Berbeda dengan kampung orang tua saya harus naik pesawat.
Namun kali ini, sejak awal puasa sudah ada kabar dari mertua kalau kami tidak bisa pulang. Selain akena PSBB, juga dikarenakan ada aturan dari tempat kerja bapak mertua bahwa jika kami pulang, bapak mertua harus menginap di mess kantor. Yang berarti sama saja kami tidak bisa ketemu, hiks.
Ya mau tidak mau kami harus lebaran via video call saja. Selama tidak memutuskan silaturahim, InsyaaAallah tetap berkah. Sudah nasib rantau jauh dari orang tua.
Nah itu dia 5 hal yang berbeda selama Ramadan ini. Tentu harapan kita semua agar semua pandemic ini segera berakhir. Agar kita bisa Kembali berkumpul Bersama keluarga besar. Semoga kita juga Panjang umur dan sehat selalu, aamiin.
Kalau teman-teman apa saja yang berbeda? Ada yang tidak jadi mudik juga? Share yuk di komentar :)
Tulisan ini dalam rangka FBB Kolaborasi. Apa itu FBB Kolaborasi? FBB Kolaborasi adalah salah satu program dari Female Blogger Banjarmasin, yaitu menulis bareng tiap bulan dengan tema yang sudah ditentukan.
Terima kasih telah membaca,
sama aja kita. keluar rumah pun pas ada keperluan aja. nggak pake ngider-ngider hehe
BalasHapusBener, tidak ada perbincangan buka puasa bersama tahun ini, biasanya ramai sangat yak, meskipun saya juga kebanyakan tak pernah ikut acara bukber2 itu 🤭
BalasHapusAku juga merasakan perbedaan ini mba... Namun, dengan adanya terawih tidak dimesjid... Jujur aja aku jadi lebih semangat terawih nya, karna tahun sebelumnya terawih sendiri dirumah sambil jaga anak, tahun ini bisa terawih berjamaah dengan suami....
BalasHapusHalo Mbak Tri, salam kenal. mbak Tri tinggal di banjarmasin? saya tinggal di Martapura Mbak udah setengah tahun nih. Sayangnya di musola dekat rumah masih ada sih terawih berjamaah gitu. diramaikannya sih oleh anak-anak. Mungkin ngiranya anak-anak di sini bakal kesepian banget yaa kalo kegiatan puasanya dirumahkan semua,
BalasHapusTidak ada rencana mudik, disatu sisi, menarik juga.soalnya biasanya ribet dan repot tiap tahun hahahaha. itu baru persiapan, blm disananya hahaha...klo bawa anak 3 kudu mikir panjanggg sekaliii..
BalasHapusIya nih sama mbak, jadi tidak ada rencana mudik. Padahal kampungnYa cuma 4 jam perjalanan dari sini, tapi demi kebaikan semua jadinya ya perantauan saja :')
BalasHapusLebaran via video call jugaa