MasyaaAllah tabarakallah, Selamat 2 tahun Aurora!
"Terima kasih sayang, sudah mau berjuang. Alhamdulillah anak kita telah lahir, anak kita cantik sayang," kata Abimu lalu mencium Umi, setelah baru saja Umi melahirkanmu.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, Allah mengizinkan kamu hadir di kehidupan kami kurang lebih 2 tahun 9 bulan. Yaitu 9 bulan di kandungan, dan 2 tahun di sisi Abi dan Umi.
Umi ingat, saat pernikahan Abi dan Umi menginjak usia 3 bulan, di saat itulah Umi memberi kejutan sama Abi dengan testpack yang sebenarnya masih samar. Tidak apa, setidaknya kejutan itu berhasil membuat Abimu begitu terharu.
Meski samar, Umi sudah yakin kamu ada di dalam sana Nak. Umi mulai merasakan hal-hal yang Umi jarang rasakan sebelumnya. Seperti kram perut, dada yang nyut-nyut, dan sensasi mual dan sendawa yang unik. Umi pun bergegas menuju ke RS terdekat agar lebih yakin.
Saat itu umi sendiri, karena Abi kerja dan Umi sudah sangat tidak sabar. Sejak jam 7 Umi menunggu Dokter. Umi saat itu masuk jalur umum karena tidak ada rujukan BPJS. Tidak apalah bayar (lagi). Toh Umi cuma pengen dengar kabar gembira, hehe.
Sekitar jam 9 Umi dipanggil Dokter. Umi ingat selama menunggu, Umi merasakan kram di bagian perut dan kaki yang cukup mengganggu. Umi deg-degan saat harus di USG pertama kali. Sayangnya kamu belum tampak di USG. Kata dokter, belum ada kantong kehamilan. Umi lantas diberi testpack dan diminta untuk pipis lagi. Kembali, tidak ada sama sekali garis yang harusnya muncul. Umi agak sedih, sekaligus malu. Bagaimana Umi harus menyampaikan pada Abimu yang sudah senang tadi subuh?
Memang saat itu Umi belum telat haid. Tapi Umi begitu yakin kalau Umi hamil. Sekitar beberapa hari kemudian, Umi mencoba tes lagi dengan testpack. Garis duanya sangat jelas! Beda dengan sebelumnya. Umi coba lagi, dan tampak lebih jelas lagi. Umi akhirnya pergi ke bidan terdekat. Tanpa antri, dan harga lebih murah, Umi mendapat kabar gembira bahwa kamu sudah berumur 8 minggu. MasyaaAllah. Umi sempat menitikkan air mata saat merekam dirimu yang masih tampak seperti titik di rahim Umi. Saat itu Umi juga sendiri saja. Kata Bidan, melihat tanggal HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), hitungan secara manual HPL (Hari Perkiraan Lahir) kamu adalah tanggal 28 November. Sepulangnya ke rumah, Umi langsung memberi kabar bahagia sama Abimu. Alhamdulillah.
Selama hamil kamu, Umi merasakan banyak hal yang tidak pernah Umi rasakan sebelumnya. Mulai dari sering sakit, mood swing, hingga berat badan yang naik sangat drastis. Umi bisa dibilang enggak pernah minta izin kerja kecuali penyakit besar seperti DBD. Namun saat hamil, Umi tidak bisa menghitung berapa kali Umi harus melalaikan kewajiban dan memilih rebahan di kasur. Belum lagi, muntah yang selama 4 bulan yang cukup tidak terlupakan. Mulai dari muntah kuning rasa obat yang pahit karena belum makan, hingga muntah makanan yang baru saja dimakan. Rasa eneg dengan bau masakan kantin yang dulu biasanya aman-aman saja. Maag yang tiba-tiba ada padahal Umi tidak ada riwayat maag. Umi harus mengonsumsi obat maag karea rasa terbakar pada dada akibat asam lambung yang naik. Yang paling lucu adalah kram kaki yang sering terjadi di tengah malam yang mau tidak mau Abimu harus pijit agar netral kembali. MasyaaAllah, Alhamdulillah Umi bisa merasakan semua itu.
Menjelang 9 bulan, Umi cukup khawatir bagaimana Umi akan melahirkan kelak. Namun melihat teman-teman yang bisa melahirkan normal, Umi berpikir kenapa Umi tidak bisa? Umi yakin Umi bisa. Umi rajin jalan pagi dan sore meski hanya sendiri. Terkadang Umi jalan sambil bermain game agar tidak bosan, hehe. Jika sudah terasa pegal dan kram, barulah Umi kembali ke rumah.
25 November 2017
Sore itu, Umi berjalan-jalan tidak hanya di komplek sekolah, tapi juga hingga ke jalan raya. Umi membeli Coca-Cola, minuman yang tidak pernah Umi minum selama hamil, namun dianjurkan oleh dokter sebagai induksi buatan. Karena kata dokter, kamu harus segera lahir. Umi juga sempat makan nanas sebagai induksi alami.
26 November 2017
Pagi hari, badan Umi rasa dingin. Umi serasa meriang dan badan umi jika dipegang panas. Umi akhirnya dipijit oleh Abimu. Umi hanya berselimut saja pagi itu. Mama khawatir bagaimana bisa nanti melahirkan jika kondisi Umi drop seperti ini?
Pada malam hari, umi mengalami kontraksi yang cukup lama. Umi merasa tangan dan kaki Umi lemas. Umi susah tidur hingga subuh.
27 November 2017
Saat subuh Umi mau pipis, langsung terlihat darah yang banyak keluar. Umi senang sekaligus khawatir. Senang karena itu tanda bahwa kamu akan lahir. Khawatir bagaimana Umi akan melahirkan nanti? Apakah lancar? Atau ada hambatan? Umi akhirnya menyampaikan ini pada Omamu dan Abi. Oma saat itu sudah 3 minggu di rumah menunggu kelahiran kamu juga. Kata Oma, semalam Mama juga merasakan tangan dan kaki lemas, persis sama yang seperti saya rasakan. MasyaaAllah, ikatan anak dan Ibu yang membuat Umi agak merinding. Mama juga mengatakan, setelah darah keluar, Umi harus terus berjalan agar proses persalinan lancar. Sebelumnya di rumah Umi jg rajin menggunakan teknik mengepel mundur. Itu juga saran Oma. Mama thank you.
Pagi hari, Umi kembali jalan pagi sama Mama ke pasar depan Komplek sekolah. Umi beli sayur katuk saat itu atas saran Mama. Mama langsung masak agar air susu Umi juga lancar nanti setelah melahirkan.
Saat siang kontraksi semakin sering, meski tidak sampai 5 menit sekali. Sore hari kontraksi mulai meningkat. Setiap kontraksi datang, Umi hanya bisa bungkuk sambil meremas kursi atau lemari sebagai pegangan. Umi dilarang tiduran sama Mama. Pokoknya harus jalan terus.
Sore hari akhirnya kita memutuskan menuju RS terdekat. Saat itu supir sekolah yang mengantar. Saat pemeriksaan, kata suster di sana Umi masih pembukaan 1. Umi akhirnya berjalan-jalan dulu di sekitar rumah sakit. umi mengitari kolam air mancur di Rumah sakit itu. Namun karena masih belum menunjukkan tanda-tanda, akhirnya kami memutuskan pulang kembali dan kembali lagi ke sana setelah Isya.
Sekitar jam 9 malam, kami kembali ke Rumah Sakit. Yang mengantar kali ini adalah Pak Budi, suami Bu Rinda. Kamu harus ingat sama mereka berdua ya sayang. Bude dan Pade. Merekalah yang berjasa saat pertama kali Umi berkunjung ke rumah Abimu (masih jadi calon hehe), dan mengantarkan Umi melahirkanmu.
Sekitar berjam-jam kontraksi baru menjelang bukaan 2. Umi sempat berpikir, apakah harus selama ini? Kontraksi itu cukup menguras tenaga dan kesabaran, hehe. Umi sampai memukul-mukul tembok juga. Sekitar jam 11 Umi sudah mau bukaan 3. Akhirnya diarahkan ke tempat persalinan yang mirip bangsal.
Ya persalinan di sana meski kelas 1 BPJS harus bersama-sama lainnya. Sekitar 5 orang Ibu-ibu saat itu yang juga akan lahiran. Dengan 3 Bidan, bisa dibayangkan bagaimana repotnya mereka dan ramainya teriakan-teriakan antara hidup dan mati Ibu-ibu.
Sekitar berjam-jam kontraksi baru menjelang bukaan 2. Umi sempat berpikir, apakah harus selama ini? Kontraksi itu cukup menguras tenaga dan kesabaran, hehe. Umi sampai memukul-mukul tembok juga. Sekitar jam 11 Umi sudah mau bukaan 3. Akhirnya diarahkan ke tempat persalinan yang mirip bangsal.
Ya persalinan di sana meski kelas 1 BPJS harus bersama-sama lainnya. Sekitar 5 orang Ibu-ibu saat itu yang juga akan lahiran. Dengan 3 Bidan, bisa dibayangkan bagaimana repotnya mereka dan ramainya teriakan-teriakan antara hidup dan mati Ibu-ibu.
28 November 2017
Selama proses kontraksi lanjut dari bukaan 3 hingga lengkap berlangsung kurang lebih 4 jam. Saat itu, Umi sempat bilang sama Abimu kalau Umi gak kuat. Rasanya itu adalah sakit yang paling sakit yang pernah Umi rasakan. Umi juga sempat berpikir bagaimana jika Umi harus meregang nyawa saat melahirkanmu. Umi juga dalam hati membatin kalau Umi enggak mau hamil lagi, cukup ini yang terakhir.
Umi berkali-kali ingin mengejan, tapi bidan melarang. Katanya belum waktunya. Karena Umi belum ada pengalaman Umi bilang saja kalau memang ini mengejan otomatis. Enggak bisa ditahan, hehe. Mama yang awalnya mendampingi sebelum "diusir" bidan sempat bilang yasudah gapapa kalau mau ngejan, wkwk. Mungkin Mama kasihan lihat Umi kesakitan dari tadi.
Namun Abimu menyemangati Umi. Katanya kamu juga berjuang di dalam agar bisa keluar, Umi pasti kuat. Saat itu tidak terhitung berapa kali Umi menarik baju Abimu saat menahan rasa sakit kontraksi. Abimu sangat sabar MasyaaAllah. Alhamdulillah tiba-tiba Umi pecah ketuban dan merasakan kalau kamu sudah di ujung. Sekitar jam 3 subuh, Abi yang melihat rambutmu yang sudah tampak, segera memanggil bidan yang baru saja selesai dengan Ibu lain yang telah melahirkan. Akhirnya Umi disuruh mengejan. Kalau tidak salah, dengan 2 x mengejan, kamu akhirnya lahir dengan tangisan yang luar bisa indah. Abimu tidak hentinya mengucap Takbir. Kata Abimu kamu cantik. Abimu mencium Umi dan menangis saat itu. Kamu, makhluk kecil yang baru lahir, langsung mampu membuat Abimu meneteskan air mata.
3,3 Kg berat lahirmu, paling besar di ruangan saat itu |
Tanggal lahirmu 28 November 2017, tepat dengan perkiraan lahir manual pertama kali oleh Bidan. Padahal Umi harap kamu lahir di tanggal cantik seperti 17-11-17 atau sekalian sama dengan Umi yang hanya beda 2 hari, hihi. Terima kasih atas segala pengalaman hidup dan pembelajaran yang kamu berikan sayang. Mulai sejak hamil, hingga kini kamu menjadi seorang balita yang lincah.
Kamu dan Abimu waktu kecil, kok mirip ya :D
|
|
|
|
|
Umi dan Abi merawatmu sendiri. Menikmati masa tumbuh dan perkembanganmu secara langsung merupakan salah satu anugerah. Maaf jika kadang ada rasa lelah dan keluh kesah yang Umi sampaikan pada Abimu dan status sosial media, hehe. Bukan berarti Umi tidak sayang kamu. Bukan berarti Umi menyesal sayang. Tapi umi juga manusia. Yang belajar bagaimana merawat seorang bidadari dari Tuhan sekaligus bagaimana menjadi istri dan wanita secara individual itu sendiri. Umi belum pintar mengatur waktu. Karena Umi harus belajar menjadi dokter, perawat, pengasuh, pendidik, koki, pengatur keuangan, pengatur seni keindahan rumah, sekaligus menjadi blogger, pedagang, juga menjadi permaisuri Abimu. Maafkan Umi yang mungkin kadang cuek saat benar-benar tidak tahu apa yang harus Umi lakukan. Atau Umi pernah memarahimu meski itu adalah hal yang paling Umi usahakan untuk tidak Umi lakukan. Maafkan ya sayang.
Umi butuh kamu. Sebagai guru kesabaran Umi. Sebagai guru kehidupan Umi. Melihatmu tidur dengan nyenyak adalah sebuah kebahagiaan. Melihatmu tersenyum gembira adalah sebuah kesyukuran. Memandang matamu yang polos saat menyusuimu juga anugerah yang paling luar biasa.
Do'a untuk semua Ibu di luar sana, tetaplah kuat. Karena masa kecil anak kita hanya sekali seumur hidup. Untuk calon-calon Ibu di luar sana, semoga segera Allah titipkan janin yang didambakan. Bagi yang belum menikah, semoga Allah berikan yang benar-benar pantas dan terbaik aamiin.
Untuk anakku, anak Abi dan Umi, semoga jadi anak solehah, penghafal Al-Qur'an, penyejuk jiwa, menjadi pribadi yang sabar , kuat, berani, dan bermanfaat untuk siapa saja kelak, aamiin.
Umi butuh kamu. Sebagai guru kesabaran Umi. Sebagai guru kehidupan Umi. Melihatmu tidur dengan nyenyak adalah sebuah kebahagiaan. Melihatmu tersenyum gembira adalah sebuah kesyukuran. Memandang matamu yang polos saat menyusuimu juga anugerah yang paling luar biasa.
Do'a untuk semua Ibu di luar sana, tetaplah kuat. Karena masa kecil anak kita hanya sekali seumur hidup. Untuk calon-calon Ibu di luar sana, semoga segera Allah titipkan janin yang didambakan. Bagi yang belum menikah, semoga Allah berikan yang benar-benar pantas dan terbaik aamiin.
Untuk anakku, anak Abi dan Umi, semoga jadi anak solehah, penghafal Al-Qur'an, penyejuk jiwa, menjadi pribadi yang sabar , kuat, berani, dan bermanfaat untuk siapa saja kelak, aamiin.
Kamu sudah 2 tahun Nak.
Yang terakhir, kamu sudah siap kan untuk disapih? Umi juga harus siap, bismillah next step 😆.
I love you. Selamat 2 tahun sayang 💋
.
Mba ceritanya bikin aku ingat persalinan anak pertamaku yang udah ga tahan hampir menyerah untuk lahiran normal, udah ga sanggup dengan mules yang begitu dahsyatnya hehe dan persis aku juga 2x mengejan lahirlah putri pertamaku alhamdulilah lega banget ya mba :)
BalasHapussemoga Aurora sehat selalu dan menyapih dengan indah
baca persalinan seperti ini jadi ingat perjuangan masa-masa melahirkan anak-anakku hehehe
HapusPerjalanan luar biasa seorang ibu. Btw ada yg bilang kalau melahirkan anak perempuan prosesnya emang suka agak lambat. Beda dengan melahirkan anak laki-laki, sakit sekaligus tapi lebih cepat. Katanya sih. Begitu kalau lahiran normal.
BalasHapusSemoga menyapihnya sukses ya. Kembali niatkan karena Allah saja pasti kita semua ridho ☺️
Berkah Allah ya kak, alhamdulillah ternyata cahaya penyejuk mata kedua orangtua telah berusia 2 tahun. Semoga selalu sehat dan dilindungi oleh Allah SWT, aamiin
BalasHapusMbak.. aku terharu membaca ceritanya. Memang perjuangan seorang Ibu untuk melahirkan itu luar biasa Mbak. Mulai dari mengandung aja sudah perjuangan banget. Dulu aku muntah-muntah sampai 9 bulan lemes banget.. tapi waktu bayinya lahir langsung berasa kalau semua itu worth it :) Selamat menyapih Mba.
BalasHapusYa Alloh.. aku terharu bgt bacanya.. makasi kak tri.. aku jadi punya bayangan untuk melahirkan nanti.. aku dpt banyak info dari tulisan ini. Barakallahu fi kum untuk kak tri dan keluarga kecilnya.. makasi udah didoakan ya karena aku lagi menantikan 2 garis nih hehe semoga segera aamiin
BalasHapusSelamat dua tahun ya mbak untuk anaknya.. proses mengandung dan melahirkan itu memang sangat luar biasa ya.. hanya kita sebagai wanita yang memahaminya hehe.. akupun due date tanggal 24 nov, tp akhirnya lahir 1 desember.. udah masuk 41 week deh itu.. Alhamdulillah sekarang tumbuh sehat kuat dan cerdas, semangat menjadi Ibu
BalasHapusMaasyaaAllaah :)
BalasHapusSemoga keluarga selalu sehat ya kak.
Dan untuk dedek gemeeesss, semoga jadi anak sholihah :)
Selamat ulang tahun Aurora..... makin cantik, makin pinter dan sehat selalu ya ^^
BalasHapusYa Allah, gemes banget lihat foto-fotonya😍😍. Ternyata perjuangan seorang ibu besar banget ya mbak, pas baca tadi aku jadi ikut bayangin gimana rasanya kalo aku hamil🤭.
BalasHapusWah.. udah mau disapih.. semangat mbak. Proses menyapih udah kayak dua sisi mata uang aja, satunya senang karena gak harus jaga malam lagi, sisi lainnya sedih karena kangen proses menyusui si kecil.
BalasHapusmasyaAllah.. semoga tambah pinter yaa anak solehaaa hihihi. Baca tulisannya nyut-nyutan akuhh.. walaupun gak ikutan lahiran normal hehe
BalasHapusMengandung, melahirkan dan menyapih adalah momen2 yang ga akan terlupa memang. Kadang auto mellow kalo lewatin fase ini. 😂
BalasHapus