Saya akan membagikan pengalaman saya agar anak cepat bicara. Ini berdasarkan pengalamn pribadi, jadi mungkin setiap ornag beda-beda caranya.
Waktu itu di sore hari di Surabaya, kami jalan-jalan ke Danau Kampus. Aurora, anak saya, melihat seorang anak kecil sebayanya juga sedang berlari-lari. Seperti biasa dia lantas menghampiri anak kecil tersebut. Dia menunjuk anak kecil tersebut dan mengatakan "kakak" sambil melihat saya.
Waktu itu di sore hari di Surabaya, kami jalan-jalan ke Danau Kampus. Aurora, anak saya, melihat seorang anak kecil sebayanya juga sedang berlari-lari. Seperti biasa dia lantas menghampiri anak kecil tersebut. Dia menunjuk anak kecil tersebut dan mengatakan "kakak" sambil melihat saya.
Lalu saya tanya Ibunya yang berdiri di situ. Umurnya berapa Mba?
"20 bulan" katanya.
"Oh anak saya 21 bulan" kata saya.
Saya pun lantas bilang sama Aurora, itu adik bukan kakak. Kadang kalau dia lihat bayi yang emang kecil dia pasti bilang adik. Mungkin karena temannya ini lebih besar jadi dia panggil kakak.
"Sudah bisa ngomong ya?" tanya ibu anak itu.
"Eh, iya baru satu dua kata" jawab saya.
Saya sendiri sebenarnya merasa anak saya saat ini memang peningkatan bicaranya cukup drastis. Entah apa pengaruh yang paling utama. Yang saya ingat di umur 17 bulan dulu bahkan dia belum bisa memanggil umi dan abi dengan benar.
Sekitar 2 bulan lalu saya bahkan mengunduh banyak video di YouTube tentang pelatihan anak bicara. Bagaimana seharusnya peningkatan kosa kata anak sesuai usia dan sebagainya. Saya mendapat banyak motivasi salah satunya bahwa seorang anak di usia 18-24 bulan adalah masa paling cepat menerima kosa kata baru. Bahkan si anak bisa menerima 10 kosa kata baru tiap harinya. Jadi cukup terus memberikan stimulus pada anak.
Dalam artikel di Kompas.com disebutkan beberapa tahap bicara anak. Untuk usia 12-24 bulan rinciannya sebagai berikut :
Saat anak berusia 12 bulan atau satu tahun, ia sudah bisa mengucap "mama', "papa", dan mulai bisa mengeluarkan satu atau dua kata yang bermakna. Kosa katanya pun akan terus bertambah setelah usia satu tahun. Sedangkan di usia 24 bulan atau dua tahun, anak sudah bisa menggabungkan dua kata. Misalnya, "mobil papa", "buku mama".
Nah, si kecil dulu di umur setahun memang sudah bisa memanggil mama papa. Tapi hanya menirukan kata saja tanpa memahami maknanya. Selain itu mama papa juga bukan panggilan kami, hehe. Pengucapan 2 kata perdananya justru baru saat berumur 20 bulan kemarin. Dimulai kata 'tidak mau'. Sekarang dia sudah bisa menyebutkan 'punya umi', 'punya abi', '... bobo', nda papa', 'nda bisa', dsb.
Baca juga : Tempat Tidur Box Bayi Desain Eropa Aman Pilihan Ibu Hamil, Claire et Agnés & Luniklo
Baca juga : Tempat Tidur Box Bayi Desain Eropa Aman Pilihan Ibu Hamil, Claire et Agnés & Luniklo
Namun beberapa aktivitas di bawah ini sepertinya cukup memberi banyak efek agar anak cepat bicara dan banyak kosa kata. Apa saja?
1. Baca Buku
Sejak berusia 0 bulan si kecil sudah saya ajak baca buku. Kebetulan ada hadiah buku dari teman kantor dulu. Sejak saat itu dia selalu excited jika dibacakan buku. Setidaknya dengan membaca buku, selain meningkatkan hubungan dengan anak, juga bisa menambah kosa kata anak dengan mendengar. Di usianya kini 21 bulan, si kecil lebih senang menyebutkan anggota-anggota keluarga yang ada di dalam buku yang dipegang. Misal kakak, bapak, dan ibu. Juga jika ditunjukkan beberapa kosa kata yang sudah dikenalnya juga sudah mampu. Seperti meong, bunga, bola, rumah, dll.
2. Kenalkan Anggota Tubuh
Sejak usia belasan bulan si kecil kami ajarkan nama-nama anggota tubuh. Mulai dari mata, pipi, hidung, telinga dan dagu. Sekarang hampir semua anggota tubuh sudah dia kenali dan disebutkan dengan jelas. Meski ada juga yang masih kurang jelas, tapi kini dia sudah lebih lancar dan menyebut sendiri tanpa kita minta.
3. Permainan Kartu
Cara ini juga cukup efektif. Orang tua yang punya printer di rumah, cukup mengunduh berbagai gambar di internet kemudian mencetaknya. Karena tidak ada printer di rumah kami, saya membeli satu pak kartu bergambar sesuai alfabet + warna. Alhamdulillah Abinya dengan telaten menjelaskan nama-nama kartu. Saat ini bahkan dia sudah mengenali hampir 3/4 nama di kartu yang berjumlah lebih 30 tersebut tersebut.
Saya pernah menanyakan ke tetangga saya Mba Inayah namanya, yang anaknya sudah cukup lancar berbicara sejak usia 16 bulan. Katanya dulu awalnya waktu pulang kampung anaknya selalu bermain bersama anak-anak yang sebaya atau yang sudah lebih besar dan sudah pandai berbicara. Sekembalinya dari kampung, anaknya langsung lancar dan banyak kosa kata (padahal sebelumnya masih kurang jelas). Sambil katanya terus distimulasi.
Adapun sejak si kecil ikut Kelompok Bermain atau PAUD menurut saya juga menambah andil untuk kemampuan bicara dan kosa katanya.
Baca juga : Cerita tentang Si Kecil yang Masuk PAUD
Di PAUD banyak anak yang lebih besar secara usia dan sudah pandai bicara. Selain itu guru-gurunya juga sering mengenalkan banyak kosa kata baru pada anak-anak. Ada seorang ibu juga yang pernah bilang bahwa ketika anaknya berusia 2 tahun namun belum mulai bicara, disarankan oleh DSA-nya (Dokter Spesialis Anak) untuk dimasukkan PAUD. Karena terkadang ada anak yang lebih tertarik berbicara dengan teman sebayanya dibanding orang tuanya.
5. Bernyanyi
Bernyanyi juga bisa menjadi salah satu stimulus menambah kosa kata anak. Nyanyiannya bisa diisi dengan kata-kata seperti anggota tubuh, angka, maupun cerita. Si anak pasti lebih tertarik pada hal yang diberi nada.
6. Ajak Ngobrol/Cerita
Tentu kita sepakat kalau mengajak si kecil ngobrol adalah hal yang penting. Kata Bu Elly Risman, sesibuk apapun kita, luangkan minimal 30 menit sehari untuk mengajak si kecil mengobrol dengan penuh perhatian. Si kecil lebih gampang mengerti jika kita mengajak dia mengobrol.
7. Mengenalkan Hal-hal Baru yang Dilihatnya
Jika kita sering berjalan-jalan, tentu banyak hal baru yang bisa dilihat si kecil. Tapi mengenal hal baru tidak mesti berjalan-jalan. Bisa melalui buku juga video. Yang penting dampingi anak dalam prosesnya. Mengenalkan sesuatu yang baru dilihat, si kecil pada awalnya akan merekam hal tersebut. Suatu saat jika dia melihatnya lagi, dia akan menyebutkan nama benda atau sesuatu tersebut.
Nah itu dia 7 kegiatan yang bisa menjadi stimulus agar anak cepat bicara. Mesti diketahui juga, ternyata permasalahan bicara bukan hanya masalah stimulus, tapi juga bisa karena ada yang bermasalah dengan bagian dalam rongga mulut anak. Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya cepat dikonsultasikan pada ahlinya. Yang penting kita juga rajin berdoa untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ya 😄.
O ya kemarin dapat video juga dari YouTube tentang pijat telinga yang bisa kita lakukan sendiri agar anak cepat bicara. Itu juga saya praktekkan.
Namun tak jarang ada anak yang memang memiliki keterlambatan bicara. Seperti anak didik saya saat mengajar privat dulu. Dia masih kelas 1 SD. Diceritakan dulu bahwa saat dia berumur 4 tahun baru lancar bicara. Namun saat berumur 6 tahun sudah sangat 'cerewet' saat saya menjelaskan dan dia menanyakan sesuatu. Jadi pasti ada saatnya anak bisa lancar berbicara. Jadi terus berusaha dan berdoa ya Ayah Bunda.
O ya kemarin dapat video juga dari YouTube tentang pijat telinga yang bisa kita lakukan sendiri agar anak cepat bicara. Itu juga saya praktekkan.
Namun tak jarang ada anak yang memang memiliki keterlambatan bicara. Seperti anak didik saya saat mengajar privat dulu. Dia masih kelas 1 SD. Diceritakan dulu bahwa saat dia berumur 4 tahun baru lancar bicara. Namun saat berumur 6 tahun sudah sangat 'cerewet' saat saya menjelaskan dan dia menanyakan sesuatu. Jadi pasti ada saatnya anak bisa lancar berbicara. Jadi terus berusaha dan berdoa ya Ayah Bunda.
Itu dia sharing saya agar anak cepat bicara. Ada yang mau sharing perjalanan bicara si kecil? Yuk berbagi di kolom komentar 😄
Lengkap banget nih mbak penjelasannya apalagi poin bernyanyi selalu saya lakukan setiap saat biar anak saya gampang mengingatnya.
BalasHapusMasya Allah dapat pelajaran baru. Nanti kalau sudah punya anak mudah2an bisa menerapkan skill parenting ke anak sendiri..
BalasHapusanakku sekarang 17 bulan mba masih satu kata dan sukanya ngomong atau nyanyi ga jelas wkwkwk..
BalasHapusudah dibeliin falsh card lah malah disobek2 sedih akutu :p jadinya yang rutin aku lakukan baca buku terus soalnya dia excited banget mengulang meski dengan pelafalan versi dia
Sebenarnya yang paling berpengaruh meningkatkan kecerdasan anak itu orang tua ya, aku setuju banget harus aktif mengenalkan kosa kata sejak dini ke anak. Aku sedih dan miris liat anak sd bahkan pelafalan kosa katanya masih kurang jelas. Dan susah banget dia buat ngucapinnya.
BalasHapusNoted nih kak, sebagai calon orang tua, aq butuh insight seperti ini biar bisa mendidik anak dengan tepat
BalasHapusSetuju mbak. Pasti ada saatnya anak jadi "cerewet". Ada anak yang keukeuh tidak mau berbicara karena mungkin belum waktunya saja. Anak sulung saya, 2x saya konsultasikan ke 2 DSA yang berbeda karena sudah hampir usia 2 tahun, tapi hanya mengeluarkan beberapa kosakata. Kedua DSA nya berkesimpulan tidak apa-apa, tunggu saja sampai 2 tahun dan terus berikan stimulasi. Alhamdulillah pada ulang tahunnya yang ke 2, perlahan tapi pasti mulai nampak kecerewetannya. 😂
BalasHapusSemua kegiatannya bener2 sangat merangsang anak untuk mau berucap ya, inget seperti anak pertama saya dulu dia telat bicara dan emang agak kurang dalam bersosialisasi, jadi rangsangannya kurang.
BalasHapusAkupun sedang masa pelatihan bicara pada anak nih mba hehe. Kartu ternyata work well yaah? Aku belum pernah Coba but I will try then.
BalasHapusKeponakanku juga termasuk lambat bicara mbak. makasih banyak informasinya ya, ternata ada banyak aktivitas menarik yang bisa merangsang penggunaan kosa kata anak. Sapa tahu kalau dilatih dari kecil, gedenya pinter publick speaking. hehe
BalasHapusDulu sempat diingatkan dokter bahwa anak pertama kosa katanya masih kurang, tetapi enggak dibilang delay juga, cuma diminta lebih aktif stimulasi. Kemudian sadar memang diri ini pendiam, bahkan ngajak ngobrol itu kadang ada rasa gimana gitu. Alhamdulillaah terkejar juga tanpa treatment khusus, cuma emaknya yang memang harus lebih cerewet.
BalasHapusUseful banget nih mbak artikelnya. Bisa jadi bekal buatku yg belum punya anak. Bakal aku rekomendasikan juga ke sepupuku yg barusan punya baby🤭. Thank you for sharing mbak
BalasHapusMakasiiihh infonya bermanfaat banget. Kalo anakku dulu agak kesulitan karena pas masanya dia belajar bicara, lingkungannya berubah (pindah domisili beda provinsi), baik bahasa yg digunakan oleh lingkungan maupun logat yang berbeda...jadi bingung deh dianya. Tapi setelah diikutkan sekolah, lama-lama bisa mingle dan bisa diajak komunikasi dua arah.
BalasHapusWaaa pas banget nih mbak aku juga lagi ngasih stimulus ke anak supaya mau ngomong at least ngerti satu kata dulu aja hehehe... So far sih yang paling ampuh dengan diajak ngobrol terus 😄
BalasHapusBenar Mbak. Jika anak mau lancar bicara orang tua atau orang terdekat anak harus aktif juga. Biasakan interaksi dengan anak dengan anak yang jelas dan benar sehingga si anak bisa mengikuti dengan benar pula.
BalasHapusIni benar-benar bisa berguna sekali ya untuk mereka yang punya baby jadi bisa mengajak komunikasi dua arah
BalasHapusZee juga termasuk yang udah banyak omong pas temen-temennya belum mulai ngoceh, kayaknya pas kebetulan banyak stimulusnya: neneknya suka ngajak omong, kakeknya suka ndongeng, Yayah suka cerita, trus Bunbun suka bacain buku sebelum bobok.
BalasHapusWah makasi ya mbaa, jadi ada tambahan ilmu lagi. Anak2ku alhamdulillah untuk berbicara termasuk yg cepat, mungkin karena Ibunya bawel dikit2 cerita, jadi mereka jadi banyak dapat stimulus dan kenal banyak kata baru
BalasHapusWah makasi ya mbaa, jadi ada tambahan ilmu lagi. Anak2ku alhamdulillah untuk berbicara termasuk yg cepat, mungkin karena Ibunya bawel dikit2 cerita, jadi mereka jadi banyak dapat stimulus dan kenal banyak kata baru
BalasHapusCara-cara penambahan kosa kata buat anak yang efektif, saya sering melihat dan ikutan ngasih-ngasih pertanyaan tentang anggota tubuh ke anaknya keponakan. seru dan asyik kalau mendengar anak-anak menirukan kata-kata yang kita ucapkan, terutama utk kata yang ada huruf "r" nya
BalasHapusDulu anakku juga telat bicara, huhu. Coba dulu lebih aware dan sering baca tips kayak gini. Bertekad anak kedua ngga mau keulang kyk dulu.
BalasHapusbener nih mbak anak saya juga banyak diajak ngobrol dan diberi kesempatan terus untuk bicara, insya allah lebih cepat bicaraa
BalasHapusbenaft sekali yg ditulis disini mbak, dulu anak keduaku juga sempat terlambat biacara, nggak seperti kakaknya
BalasHapustapi aq ajak ngobrol terus plus rutin bacaain buku, sekarang alhamdulillah nggak hanya lancar bicara, tapi malah nggak pernah diam, hehe